(Pada) Zaman dahulu
Pada suatu hari Cinderela duduk termenung sambil menangis. Ia
memikirkan dua hal yang sedang dihadapainya,yaitu
menghadiri pesta kerajaan atau menunggu dan tetap tinggal di rumah
seperti perintah ibu tirinya. Cinderela semakin (bertambah) sedih ketika
melihat kedua saudara tirinya berangkat dengan memakai baju yang sangat bagus. Mereka berharap dapat menjadi wanita
beruntung yang dapat diajak(ber)dansa oleh (sang) pangeran. Kedua saudara
tiri Cinderela berangkat ke istana.
Mereka meninggalkan Cinderela sendirian di rumah. Tanpa dapat dibendung, air mata Cinderela pun tumpah (mengalir). Ia pun menangis
sedih.
“Mengapa engkau menangis, Cinderela?”
sebuah suara lembut bertanya. Cinderela terkejut dan mendongakkan wajahnya yang
semula tertunduk. Ia melihat sosok Ibu Peri berdiri di sampingnya (dihadapannya). Dengan gugup ia
berkata “Saya ingin kepesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.” “Hmm”, guman (gumam)
Ibu Peri. “Meskipun kamu diberi pekerjaan yang berat oleh ibumu,(namun) kamu
selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh dan selalu
(ber)lapang dada. Oleh karena itu, saya
Dengan ajaib,
Ibu Peri mengubah labu yang tumbuh di
belakang rumah menjadi (sebuah) kereta. Ia juga
mengubah beberapa tikus yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta
seorang sais kereta. Ibu Peri
menepuk baju lusuh Cinderela dengan tangannya dan
baju lusuh itu pun berubah menjadi gaun
yang sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu
kaca yang sangat cantik (indah). “Sekarang saatnya kamu pergi,
Cinderela. Namun, ingat, kamu harus
pulang sebelum tengah malam atau kamu akan kembali seperti semula, (.)”Kata Ibu Peri. Cinderela (pun) berangkat ke pesta
dengan gembira.
Malam itu benar-benar menjadi
malam yang menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran mengajaknya berdansa.
Tiba-tiba, jam dinding di istana berdentang
(sebanyak) dua belas kali. Cinderela pun teringat pesan Ibu Peri dan segera berlari
ke luar istana secepat yang ia mampu(berlari dengan cepat keluar istana). Dalamketergesa-gesaannya (karena
tergesa-gesa), salah satu sepatu kacanya tertinggal.
Beberapa hari kemudian, (sang) pangeran
kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca yang tertinggal. Kedua saudara tiri
Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi tidak ada yang cocok. Meskipun ia
berusaha dengan keras memaksakan kakinya masuk, tetap saja sepatu itu tidak
muat. (Namun) Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya.
Akhirnya, Cinderela pun diboyong ke
istana. Sang Pangeran merasa sangat bahagia melihat Cinderela lagi. Mereka
kemudian menikah dan hidup bahagia. -Insiden
Kesabaran dan ketabahan yang selama ini
dilakukan Cinderela terhadap perbuatan ibu tiri dan kedua saudara tirinya
memberi(kan) berkah kepadanya.
Dengan bantuan Ibu peri, ia dapat datang ke pesta dan bertemu dengan putra
mahkota yang akhirnya mempersuntingnya.
Sekarang Cinderela dapat tersenyum berkat bantuan Ibu Peri yang baik (Insiden)
(Yang bisa kita pelajari dari cerita ini adalah jika kita selalu tabah kita
akan berhasil suatau kelak nanti)
0 comments:
Post a Comment