"Pak Adil Mencari Keadilan"
Orientasi :
Pak Adil tinggal disebuah perkampungan yang dikelilingi oleh bangunan pertokoan dan gedung perkantoran. Sudah 7 tahun Pak Adil bekerja sebagai penjual sarapan. Sejak perusahaan tempatnya bekerja bangkrut akibat terempas badai moneter. Sebelum itu, Pak Adil bekerja sebagai office boy. Dari uang pesagon yang tak seberala sebagai office boy, dia bisa memulai usahanya ini.
Insiden
Pada suatu hari, Pak Adil diminta oleh keluarganya untuk berhenti bekerja. Mereka ingin Pak Adil tinggal di rumah atau ikut dengan anak anaknya. Sementara itu, Pak Adil ingin tetap bekerja. Baginya, hidup tanpa melakukan pekerjaan sangatlah menakutkan. Harga dirinya sebagai lelaki, suami, ayah, kakek seolah tercampak kan.
Pagi itu ketika Pak Adil sedang ditengah perjalanan untuk berangkat berjualan, ternyata pintu yang biasa dilewati nya belum dibuka. Pak Adil dan beberapa warga yang ingin melewati pintu tersebut pun, menggedor- gedor pintu itu agar dibuka. Ternyata, Pak Sholeh yang bekerja sebagai satpam dan biasa membukakan pintu tersebut telah dipecat dan digantikan oleh satpam yang baru. Dan satpam baru itu tidak membukakan pintu karena para pemilik pergolakan memutuskan untuk tidak membukakan pintu itu lagi. Sejak beberapa waktu yang lalu banyak barang barang toko yang hilang, malingnya diperkirakan kabur lewat pintu tersebut.
Beberapa warga berdatangan lagi. Mereka merangsek terus ke depan dan menggedor-gedor lagi pintu besi, semakin keras. Karena suasana semakin kacau dan ribut, akhirnya 3 orang satpam pun mengacungkan pistol nya ke udara. Akibatnya, semua orang pun panik dan berlarian. Pak Adil pun tersenggol, dan akhirnya terjatuh ke selokan bersama dengan sepedanya.
Saat kejadian tersebut, ketiga satpam pun menuduh bahwa Pak Adil lah yang menjadi provokator. Salah satu satpam mengatakan bahwa Pak Adil telah menyogok satpam tersebut dengan sarapan jualannya. Pak Adil yang masih berkubang lumpur pun dihajar oleh mereka sampai Pak Adil jatuh pingsan.
Pak Adil yang jatuh pingsan pun langsung dibawa ke rumah sakit. Anak Pak Adil menuntun ibunya ke ruang gawat darurat. Ketika itu istri Pak Adil langsung menangis histeris ketika melihat keadaan suaminya. Istri Pak Adil pun langsung bertanya kepada anak anaknya, mengapa ayahnya bisa seperti ini. Akhirnya anak Pak Adil pun menjelaskan kepada ibunya bahwa warga mengamuk karena pintu tembus yang biasanya dilewati ditutup, dan ayahnya pun dituduh sebagai provokator dalam peristiwa tersebut. Istri Pak Adil tidak percaya dengan apa yang terjadi pada suaminya. Keluarga Pak Adil hanya bisa melihat Pak Adik dari kejauhan
Interpretasi
Ternyata pilihan Pak Adil membawa konsekuensi bagai dirinya. Ia harus menderita karena pilihannya itu. Ia harus menanggung akibat dari apa yang tidak ia lakukan. Kalau saja dia memutuskan untuk tidak berjualan lagi seperti apa yang dikatakan istri dan kedua anaknya, pasti hal tersebut tidak akan terjadi pada Pak Adil
Ternyata pilihan Pak Adil membawa konsekuensi bagai dirinya. Ia harus menderita karena pilihannya itu. Ia harus menanggung akibat dari apa yang tidak ia lakukan. Kalau saja dia memutuskan untuk tidak berjualan lagi seperti apa yang dikatakan istri dan kedua anaknya, pasti hal tersebut tidak akan terjadi pada Pak Adil
Ringkasan : Hana Salsabila Sya'ban
terima ksih pstingnya saya menjadi terbantu .
ReplyDeleteSama-Sama Andi
Deleteterima ksih pstingnya saya menjadi terbantu .
ReplyDeleteIya sama sama
DeleteKerennn, ringkasan sendiri nih?
ReplyDeleteRingkasan kawan saya :)
Delete